Karet Alam

Tentang Karet Alam

Pengertian Karet
Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya adalah sebagaimana 1,4-poliisoprena. Dimana isoprena merupakan produk degradasi utama karet.
Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97% cis-1,4-isoprena, dikenal sebagai Hevea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32-35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi. (Malcom,P.S.,2001)
1. Sifat-sifat Karet Alam
Karet alam merupakan suatu senyawa hidrokarbon alam yang memiliki rumus empiris (C5H8)n. Hidrokarbon ini membentuk lateks alam yang membentuk globula-globula kecil yang memiliki diameter sekitar 0,5μ (5.10-5 cm) yang tersuspensi di dalam medium air atau serum, dimana konsentrasi hidrokarbon adalah sekitar 35 persen dari total berat. Partikel hidrokarbon ini tentunya akan bersenyawa, dan tidak menutupi konstituen non-karet, yang merupakan protein, dimana protein ini akan diadsorpsi pada permukaannya dan berfungsi untuk melindungi koloid. Dari lateks ini, karet padat dapat diperoleh baik dengan pengeringan air maupun dengan pengendapan dengan menambahkan asam. Cara terakhir ini dapat digunakan untuk menghasilkan karet yang lebih murni, karena akan lebih banyak meninggalkan konstituen non-karet di dalam serum. (Treloar, L.R.G., 1958)
2. Jenis-jenis Karet Alam
Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan yang ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
Jenis-jenis kkaret alam yang dikenal luas adalah :
- Bahan olahan karet (lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar)
- Karet konvensional (RSS, white crepes, dan pale crepe)
- Lateks pekat
- Karet bongkah atau block rubber (SIR 5, SIR 10, SIR 20)
- Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
- Karet siap olah atau tyre rubber
- Karet reklim atau reclaimed rubber (Tim Penulis, 1992)
3. Karet alam SIR-20
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam standar Indonesia Rubber (SIR). SIR adalah karet bongkah (karet remah) yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet alam SIR-20 berasal dari koagulum (lateks yang sudah digumpalkan) atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping sisa, yang diperoleh dari perkebunan karet rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum.
Prinsip tahapan proses pengolahan karet alam SIR-20 yaitu :
- Sortasi bahan baku
- Pembersihan dan pencampuran makro
- Peremahan
- Pengeringan
- Penempaan bandela
- Pengemasan
Perbedaan SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar Indonesia Rubber. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa).
Karet alam SIR-20 mempunyai spesifikasi berdasarkan Standar Indonesia Rubber (SIR) sebagai berikut.
Karet alam yang disadap dari pohon
Tabel 1. Standar Indonesia Rubber 20
Spesifikasi jenis karet alam SIR-20
Kadar kotoran maksimum 0,20 %
Kadar abu maksimum 1,0 %
Kadar zat atsiri maksimum 1,0%
PRI maksimum 40
Plastisitas-Po minimum 30
Kode warna merah
Karet alam SIR 20 berasal dari koagulum (lateks yang sudah menggumpal) atau hasil olahan seperti : lum mangkok, sit angin, getah keeping, sisa dan lain-lain, yang dioeroleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagolum. Digolongkan dalam bahan baku rendah.
Lanngkah Proses pengolahan karet alam SIR 20 :
Bahan baku koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dll) disortasi dan dilakukan pembersihan dan pencampuran makro juga pembersihan dan pencampuran mikro, pengeringan gantung selama 10 hari sampai 20 hari. Peremahan, Pengeringan, Pengempaan Bendela ( Setiap bandela 33 kg atau 35 kg), Pengemasan dan karet alam SIR 20 siap untuk diekspor. (Ompusunggu. 1987)

Instagram